
Pengunduran Diri Jadi "Agen" Pahala Express Uang Tidak Kembali
Nurmah - suaraPembaca
Rabu, 30/06/2010 16:52 WIB
Jakarta - Saya ibu rumah tangga yang bekerja online shop di rumah. Karena permintaan produk semakin meningkat maka saya merasa perlu untuk membuka keagenan travel, kurir, atau cargo. Sebenarnya, banyak penawaran, tapi saya memilih Pahala Express karena ada kedekatan psikologis dari sisi namanya. Saya merasa nama Pahala Express itu digunakan bukanlah tanpa maksud dan tujuan. Nama itu mengisyaratkan sebuah sistem perusahaan Islam dan Islami. Namun, ternyata saya kini merasa kena getahnya.
Saya menyatakan keinginan saya sebagai agen Pahala Express pada tanggal 10 Mei 2010. Ketika itu, manajer Pahala wilayah Depok dan Jawa Barat datang ke rumah saya. Kami membicarakan hal-hal normatif seperti syarat keagenan dan fasilitas apa yang akan didapat. Dan, mereka menjanjikan dalam waktu sepekan, saya sudah mendapat fasilitas-fasilitas yang disebutkan. Dan, saya sudah membayar uang sebesar Rp 3,5 juta tanggal 14 Mei 2010 (kuitansi ada pada saya) untuk membuka keagenan di rumah saya.
Namun, lewat seminggu peralatan yang dijanjikan tak kunjung datang. Ketika itu saya masih terus berhusnudzhan. Mungkin sedang proses. Tapi, sampai tiga minggu lebih tetap belum ada info, yang sering menanyakan juga saya, dari Pahala Express hanya janji-janji saja.
Layanan pengiriman paket pun tidak sesuai yang dijanjikan. Paket yang seharusnya 2-3 hari sampai, tapi ada yang sampai satu bulan baru sampai, ada yang tiga minggu, seminggu dan jarang sekali yang benar-benar tepat waktu.
Sebenarnya ketika itu, saya sudah merasa tidak nyaman. Apalagi pelanggan saya kritis dan kalau ada keluhan satu orang pelanggan, semua pelanggan saya jadi tahu semua, dan itu sangat mengganggu kepercayaan pelanggan kepada saya.
Sebelum pakai Pahala Express, tak banyak keluhan, paling satu dua orang, itu pun paling lambat satu minggu. Tapi, setelah pakai Pahala Express, astagfirullah. Pelanggan saya sampai menyatakan kekecewaannya. Belum pernah seperti itu. Misalnya, ada lima paket terkirim, seminggu kemudian, SMS-SMS pelanggan saya berhamburan menanyakan paketnya yang tak kunjung datang.
Pekerjaan saya juga jadi terganggu. Saya jadi ikut memikirkan pekerjaan yang seharusnya sudah dikerjakan secara profesional oleh Pahala Express.
Sebenarnya, saya menginginkan penyelesaian secara baik-baik, tapi dari pihak Pahala Express tidak terlihat usaha yang serius ke arah sana. Malah saya merasa ditinggalkan dan tidak dipedulikan. Lalu, saya mengajukan pengunduran diri saja dari agen Pahala Express dan menanyakan apakah uang saya bisa kembali atau tidak.
Kata bagian promo wilayah saya, Bapak Rusli, prosesnya sudah sampai di pusat dan ada harapan uang saya kembali. Dan, kata Indra, kurir Pahala Express, saya diminta untuk telepon pusat karena Bapak Rusli sudah pusing dan saya menangkap kesan dia sudah tidak bisa mengurusnya.
Kemudian, saya telepon ke pusat dan bicara dengan Bagian Promo, Bapak Doli. Bapak itu intinya menyayangkan saya sampai berhenti dan ia mengatakan, saya akan repot jika saya menuntut uang saya kembali. Katanya, lebih baik saya tetap jadi agen Pahala Express.
Tapi, saya merasa sudah tidak nyaman dengan Pahala Express. Apalagi pelanggan saya. Lagi pula saya merasa belum jadi agen yang sebenarnya. Saya tidak ditraining. Tidak ada penjelasan detil bagaimana melayani konsumen, dan saya hanya mengirimkan paket-paket pelanggan saya, bukan paket-paket hasil promosi saya ke tetangga atau orang.
Karena timbangan, sarana, dan prasarana dari Pahala Express belum ada, maka saya juga tidak berani membuka ke khalayak. Demi menjaga profesionalisme Pahala Express juga. Tapi, bagian Promo pusat tersebut mengatakan, seharusnya setiap agen itu ditarining dulu, baru bisa jadi agen.
Saya mengatakan, saya diajarkan mengisi resi itu oleh kurir, bukan dari pelatihan agen. Ketika saya konfirm teman saya yang agen Pahala Express di Bogor juga, dia tidak ditraining.
Terus terang, saya jadi bingung. Uang Rp 3,5 juta itu uang modal saya usaha. Kalau sampai mandeg atau tidak dikembalikan, susahlah saya. Setiap saya SMS ke Bapak Rusli, dia selalu jawab, masih ada harapan. Tapi, ketika saya tanya waktu yang pasti uang saya bisa kembali, dia tidak jawab SMS saya.
Bagian promo pusat juga terkesan menyalahkan Bapak Rusli karena tidak mentraining saya dulu. Tentag surat pengunduran diri saya juga saya tidak buat karena Bapak Ruslim tidak meminta dan malah mengatakan sudah dilaporkan ke pusat. Kebingungan saya makin bertambah. Dan, saya jadi trauma kalau harus memakai travel ini lagi.
Dan, di surat pembaca ini, saya mohon pihak Pahala Express bisa berbesar hati menerima pengunduran diri saya dengan penyelesaian seadil-adilnya. Karena, kalau sampai uang saya tidak kembali, maka itu artinya kedzaliman dan Allah tidak akan memberi pahala bagi orang-orang yang dzalim.
Wassalam,
Nurmah
Rumah Kauny, Depok
Sumber:suara pembaca