gravatar

CIKEUSIK



3 tubuh manusia mati dingin mengeras kaku.
Roh telah pergi napaspun berhenti.
Tiada harga diri sudah direnggut agama ilusi.

Balok menghantam seperti tiada lelah.
Fanatisme bodoh menjadi tuhan atas utopia.
Para penegak hukum bagai patung buatan tangan manusia.
Takut dan terdiam seperti buta, bisu dan tidak mendengar.

Syair senandung pujian untuk kebesaran sang tuhan.
Lantunan ideologi pagan bersahut-sahutan.
Kaki berderap keras teratur melangkah maju.
Dendam dan amarah telah bersatu padu.

Allah ta'alla !!
Allah ta’alla!!
Allah ta’alla!!

Tubuh siapakah ini?? Tidak bernilai, tidak berharga.
para istri rindu sedih menanti suami.
Sang anak berkata "Ayah dimana Ibu?"
Semua sahabat pun lari mencari selamat.
Untuk menghindari diri dari desa kecil yang tak bertuhan.



'Dit
6 feb 2012
(inmemoriam cikeusik)

NOTE: You are welcome to share my poetry with others – please credit “dithelen” with a link to my website. Thanks!