gravatar

Strawberry Ciwidey

Perjalanan dari Bandung menuju ‘pusat kota’ Ciwidey hingga ke Kawah Putih juga punya warna tersendiri. Di sana-sini bertaburan ladang tanaman strawberry.
Sebenarnya sebelumnya para petani hanya menanam sayur dan berkebun teh didaerah ini, namun sejak keberhasilan tanaman strawberry tumbuh didaerah ini, para petani mulai beralih ke tanaman ini. Perkebunan strawberry yang baru berlangsung lima tahun ini kemudian menjadi ciri khas kawasan Ciwidey. Dan hal itu memicu rasa penasaran bagaimana rasanya memetik sendiri buah strawberry. Maka tercapailah angan-angan masa kecil memetik sendiri buah strawberry. Sebab, para petani menjual buah strawberry yang ada di ladang mereka dengan cara memilih dan memetrik sendiri buah strawberry yang kita inginkan. Kedengarannya memang sangat asyik. Kalau mau dirunut, strawberry bukan tanaman asli Indonesia. Tanaman itu dipercaya berasal dari Amerika Serikat. Baru pada pertengahan tahun 1990-an, strawberry dikenal masyarakat Rancabali. Kemudian, mulai merambah ke Ciwidey yang secara geografis letaknya lebih rendah daripada Rancabali.

Sekitar tahun 1995, seorang petani diketahui membeli bibit strawberry dari luar negeri dan mencoba menanamnya di Rancabali. Dua tahun kemudian, 1997, strawberry menjadi tanaman yang umum ditemui di halaman rumah penduduk. Menyadari potensi yang dimiliki oleh daerah ini, pada tahun 1999 masyarakat mulai menanam buah ini dalam skala besar. Usep, salah seorang petani yang hampir lima tahun menggeluti buah ini, menuturkan, “Waktu itu harga sayur turun drastis di pasaran. Maka saya bersama beberapa petani lainnya beralih menanam buah strawberry.” Namun keberhasilan Usep dan beberapa petani lainnya dalam mengembangkan perkebunan strawberry bukannya tanpa halangan yang berarti. Tanaman yang tidak dapat bertahan lama setelah di petik dari pohonnya ini, juga mempunyai beberapa trik agar buah strawberry yang keluar tidak rusak dan dapat berkembang secara normal.

Jenis strawberry yang banyak ditanam penduduk adalah Fragaria nilgerrensis. Tetapi, oleh warga lebih sering disebut strawberry Nyoho. Selain itu, dikenal pula strawberry California (Fragaria vesca), Holland dan Ananassa (Fragaria ananassa). Menurut Usep, “Jenis-jenis itu dapat dibedakan dari bentuk buahnya. Buah strawberry Nyoho dan Ananassa agak mengerucut (konikal) dengan bentuk buah yang agak kecil. Sementara jenis strawberry California dan Holland agak membulat (globosa) dan frekuensi waktu berbuah agak lama, namun menghasilkan buah yang agak besar. Kesamaannya, petani dapat memanen buah strawberry tiga hingga empat kali seminggu.” Tidak hanya kesegarannya, strawberry juga menggiurkan karena mengandung banyak nutrisi seperti kalium, zat besi dan vitamin C. Karena rendah kalori, jus strawberry menjadi salah satu minuman yang digemari masyarakat Bandung dan Jakarta.


Seolah menjadi trend, plang-plang bertuliskan “Strawberry Petik Sendiri” banyak dijumpai di sepanjang jalan Kampung Warungpalu, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali. Dengan harga Rp 35 ribu per kilogram, pengunjung bebas memilih dan memetik buah strawberry langsung dari dahan-dahan tanaman. Strawberry warga biasanya ditanam dalam karung-karung dan wadah plastik. Karung itu diisi tanah lebih kurang seberat 40 kilogram, kemudian dipadatkan dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter. Hampir tidak ada yang menanam strawberry langsung di tanah (sistem mulsa). Kendati ada, itu pun berada dalam rumah kaca (greenhouse). Pada tiap karung, Usep dan rata-rata petani menanam empat bibit strawberry. Dengan ketinggian setengah meter, buah yang dihasilkan akan menjuntai keluar tatkala tiba waktu panen, namun tidak menyentuh tanah. Rupanya, trik menanam pada karung-karung dimaksudkan untuk mencegah pembusukan buah. “Buah strawberry sangat mudah busuk bila bersentuhan dengan tanah lembab atau dihinggapi air hujan,” imbuh Usep. Seraya memetik buah strawberry yang sudah ranum, Usep memperlihatkan trik yang dilakukan agar buah strawberrynya tidak mengalami gagal buah. “Tapi jika buahnya lagi banyak dan pembeli sedang sepi, beberapa cara pengolahan kami lakukan, salah satunya membuat dodol, manisan dan selai strawberry,” tukasnya kemudian. Banyak pilihan, bukan? Yang jelas, kami sudah merasakan romantisme memetik buah dengan tangan sendiri. Di kawasan sama yang menyimpan kawah mistis yang indah.

Teks: Uda Foto: Gegen
sumber :tripindonesia.com